Budaya Kritik


Tulisan ini dibuat untuk memberi pengantar di forum silaturahmi, di fakultas Pertanian UMY, tentang Budaya kritik, dikisahkan suatu hari Hudzaifah bin al-Yaman memasuki rungan kerja khalifah Umar bin Khatab, dan ditemuinya Khalifah dalam keadaan murung, Hudzaifah pun bertanya, “ Apa yang membuatmu sedih dan gelisah seperti ini wahai Amirul mukminin?” Umar menjawab “ Aku khawatir tergoda oleh gemerlapnya kekuasaan lalu berbuat kemungkaran, tapi tak ada seorangpun yang berani menegur dan mengkritikku karena rasa hormat dan sungkan kepadaku”. Dan Hudzaifahpun berkata, “Demi Allah, jika engkau menyimpang dari kebenaran dalam memimpin, akulah yang akan mencegahmu dan meluruskannya”.Mendengar itu Khalifah Umar pun tersenyum ceria seraya berkata “ Alhamadulillah, Allah telah menjadikanmu sebagai mitra kritik bagiku jika aku menyimpang.”

Itu merupakan sebuah pelajaran dari seorang pemimpin yang bijaksana yang selalu waspada agar tidak mudah terdoga oleh manisnya kekuasaan. Pemimpin yang terbuka, mau mendengar aspirasi dan membiasakan bermitra dengan kritik, termasuk lawan-lawan politiknya.

Budaya kritik ini perlu ditumbuh kembangkan karena manusia sebagai makhluk social tak bisa lepas dari kesalahan,

Ada contoh baik dari salahsatu satu unit di umy ini, yang budaya kritiknya sudah berjalan dengan baik, tepatnya di unit bahasa. disana ada semacam forum silaturahmi yang isinya kritik dan curhat untuk pimpinan, dosen dan karyawan, dalam forum itu atribut-atribut pimpinan, dosen dan karyawan dilepas yang ada hanyalah pegawai umy, toh di dalam sk dari BPH yang tertulis juga pegawai umy, bukan dosen dan bukan juga karyawan apalagi pimpinan.

Sebenarnya yang membedakan karyawan dan dosen hanya 3 huruf yaitu N-O- N non edukatif dan edukatif.
Di unit bahasa ini budaya kritik, sangatlah membantu berjalannya kegiatan dan kebersamaan mereka, gak ada yang namanya sakit hati, nggresulo, maupun nesu. Karena dalam menjalani budaya kritik, mereka ikhlas untuk dikritik dan mengkritik dan yang jelas kritik yang membangun tanpa menyerang pribadi dan memberikan solusi setelah mengkritik, Dan gak ada salahnya kalo kita bisa mencontoh yang baik dari mereka

Budaya kritik inipun sudah dimulai sejak jaman rasulullah yang diteruskan para khalifah, dan sahabat. bahkan rasul kita pun pernah dapat kritikan dari Allah waktu beliau bersikap acuh pada Abdullah bin ummi yang buta yang datang dengan ketulusan hati ingin belajar pada beliau, tetapi rasul lebih melayani para pembesar quraisy. Kritikan Allah ini bisa di baca dalam surat Abasa ayat 1 – 4.
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling.
2. Karena telah dating seorang buta kepadanya.
3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)
4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

Di ayat lain Allah juga mengkritik Rasul kita waktu mengangkat budaknya sebagai anak kandungnya dengan memutuskan tali silaturahmi dengan orangtuanya.

Ini sebagai bukti manusia itu tak bisa lepas dari kesalahan karena kebanaran hanyalah milik Allah
Mari kita bersama-sama memulai budaya kritik ini karena bermitra dengan kritik sangat penting bagi pembelajaran demokrasi, jadikanlah kritik sebagai teman dan media kontrol kita dalam bermuamalah.

Rasulullah bersabda “ Tidak akan kecewa dan menyesal orang yang mau bermusyawarah dan bersedia menerima kritikan” (HR. Abu daud)

Uraian kecil ini sekedar masukan saja, dan sebagai pengantar untuk acara nanti. dan yang terakhir, kemarin saya menemukan rangkaian pepatah bijak tentang makna Sang Waktu… dari sebuah blog, bagus untuk bahan renungan, yang isinya ini :

Untuk memahami makna SATU TAHUN, tanyalah pada siswa yang tidak naik kelas
Untuk memahami makna SATU BULAN, tanyalah pada ibu yang melahirkan bayi prematur
Untuk memahami makna SATU MINGGU, tanyalah pada editor majalah mingguan
Untuk memahami makna SATU HARI, tanyalah pada pekerja dengan gaji harian
Untuk memahami makna SATU JAM, tanyalah pada anak kita yang sedang menunggu kekasihnya
Untuk memahami makna SATU MENIT, tanyalah pada saya yang mendapat jatah pertama untuk berbicara di forum ini
Untuk memahami makna SATU DETIK, tanyalah pada mas supri dan mas samsuri yang terlambat presensi pagi tadi
Untuk memahami makna SATU MILI DETIK, tanyalah pada valentine rossi waktu kalah dari stoner minggu kemarin

Lama dan sebentar, itu adalah pengertian tentang waktu, namun sadarkah kita bahwa waktu terus berlalu? Tentang waktu ini, Allah pun banyak bersumpah dengan waktu seperti Wal ‘asri, walaili, wal fajri, wan-nahari, dan waddhuha

Karena waktu sifatnya pasti seperti pastinya kematian, kita tak bisa merubah ataupun menahannya



Comments :

0 komentar to “Budaya Kritik”

Posting Komentar